Massa Menyemut Hadiri Pembukaan PKA-8, Pj. Gubernur : Mengabadikan Jejak Sejarah

oleh

BANDA ACEH.medialatahzan com – Ribuan massa pengunjung tumpah ruah ke arena Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, Sabtu malam, 4 November 2023.

Pesta budaya empat tahunan ini digelar selama sembilan hari, dari 4 sampai 12 November 2023 yang diikuti 23 kabupaten/kota se-Aceh.

Kegiatan PKA ikut dimeriahkan 4.829 seniman dan budayawan,, 117 peserta pameran, 23 BUMDes, 23 SMK, 72 pengrajin dan pedagang produk tradisional Aceh, serta 1.109 tenaga kreatif.

Penumbukan rempah di leusoeng kayee

Pengunjung PKA di depan panggung utama pembukaan PKA-8 di Taman Sulthanah Safiatuddin kota Banda Aceh. Foto/redaksi/medialatahzan com

 

menandai Pembukaan PKA-8. Penumbukan leusong oleh Deputi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Didik Suhardi, Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, Wali Nanggroe PDYM Malik Mahmud Al-Haytar, dan Forkopimda Aceh di hadapan ribuan pengunjung.

Mengabadikan Jejak Sejarah dan Menghidupkan Semangat Persatuan Aceh

Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, dalam pidatonya mengatakan, event PKA bukan hanya sekedar perayaan kebudayaan namun juga mengabadikan jejak sejarah dan menghidupkan semangat persatuan Aceh.

“PKA merupakan panggung yang menampilkan dinamika perpolitikan sosial budaya dan pemerintahan Aceh yang terekam sejak pelaksanaan perdana sejak tahun 1958,” ujar Achmad Marzuki.

PKA merupakan buah pemikiran dan perjuangan para leluhur, lanjut Marzuki, yang memberikan teladan, merajut, dan merawat perdamaian melalui pelestarian dan serta kemajuan kebudayaan, khususnya peradaban Islam di bumi Serambi Mekkah.

“Sejak tahun 1958 PKA menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam melindungi, membina, mengembangkan dan memanfaatkan sisi baik kebudayaan. Maka seiring 65 tahun perjalanan PKA, Pemerintah Aceh memilih tema ‘jalur rempah Aceh’ pada PKA ke 8 ini, dengan tagline ‘Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia’,” jelasnya.

Pj Gubernur Aceh menambahkan, tema tersebut dipilih dengan mempertimbangkan maksud dan tujuan dari PKA sendiri, yang memiliki relevansi dengan isu terkini secara global serta terkoneksi dengan visi misi pembangunan daerah dan nasional.

 

Suasana di depan pintu gerbang utama ke arena PKA 8 di Banda Aceh, Sabtu malam.foto.redaksi.medialatahzan.com

Harapan kita PKA ke 8 akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Aceh karena selain keindahan alam, Aceh tak kalah untuk dinikmati dan dikaji,” sebut Achmad Marzuki

Sejumlah pejabat penting ikut menghadiri
pembukaan PKA-8 diantaranya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia yang diwakili Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Kemajuan dan Prestasi Olahraga, Didik Suhardi, Ph.D, Wali Nanggroe, Malek Mahmud, unsur Forkompimda Aceh, anggota DPRA dan para bupati dan walikota se-Aceh, kepala SKA pemerintah Aceh dan puluhan undangan lainnya.

Pantauan media ini, warga masyarakat rela duduk dilantai tanah dan juga ada yang berdiri memadati lapangan depan penggung utama. Selain menyimak pidato para pejabatyang pidato bergantian juga menikmati penampilan seni rapai pase serta parade marching band Gita Handayani.

Makin semarak dengan delegar suara sound yang dahsyat serta sorotan lampu berkekuatan puluhan ribu watt yang diiringi liukan lampu Moving Head yang bergerak ke segala arah membuat suasana pembukaan perhelatan seni budaya itu nyaris sempurna.

Aceh Patut Bangga, 2 Titik Jalur Rempah Nusantara Berada di Aceh.

 

Pj. Gubernur Achmad Marzuki mengatakan, jalur rempah merupakan jalur perniagaan populer yang mengangkut rempah sebagai komoditas utama ke seluruh dunia.

“Aceh patut bangga karena 2 dari 20 titik jalur rempah Nusantara berada di Aceh. Sejarah mencatat, Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Aceh Darussalam menjadi sentrum perdagangan aneka rempah, terutama lada yang dikenal luas pada masanya,” ujarnya.

 

Pemerintah Pusat Sangat Mengapresiasi Tema PKA 8

Deputi Deputi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Didik Suhardi mengatakan, tema yang diangkat dalam PKA-8 mengingatkan Aceh adalah salah satu pintu gerbang jalur rempah nusantara. Rempah di Aceh mengalami puncak kejayaan pada abad ke 16-18 saat Aceh menjadi penghasil rempah terbaik di dunia.

“Kami dari pemerintah pusat tentu sangat mengapresiasi tema ini dan tentu besok dilanjutkan dengan seminar. Semoga dengan tema rempah ini akan membawa kembali kejayaan Aceh terhadap industri rempah yang mana harapannya dengan rempah ini akan mensejahterakan memakmurkan masyarakat Aceh,” tandas Didik

 

Pekan Edukasi Bagi Masyarakat Aceh

 Sedangkan Wali Nanggroe Aceh, PDYM Malik Mahmud Al Haytar, dalam pidatonya mengapresiasi perencana dan pelaksanaan PKA tahun ini. Kegiatan ini disebut digelar dengan tujuan untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan, sejarah, dan adat istiadat Aceh.

“Tentunya kita berterima kasih kepada para inisiator awal di tahun 1958, dan semua pihak yang terlibat, sehingga di tahun 2023 PKA kembali dapat dilaksanakan. Menjadi harapan kita semua, penyelenggaraan PKA tahun ini tentunya harus lebih berkualitas dari pelaksanaan kegiatan yang sama di masa-masa sebelumnya,” jelas Malik.

Malik Mahmud berharap event PKA juga menjadi pekan edukasi bagi masyarakat Aceh, khususnya untuk kalangan generasi muda. Malik menyarankan segala hal yang ditampilkan pada PKA harus tetap terfokus pada tiga hal yakni kebudayaan, sejarah, dan adat istiadat Aceh.

“Meskipun tidak dapat kita pungkiri, di era sekarang ini telah muncul beragam inovasi yang memengaruhi segala aspek kehidupan, termasuk dalam bidang kebudayaan dan adat istiadat. Sehingga, misalnya telah muncul banyak kesenian-kreasi baru, perpaduan antara kesenian khas Aceh, dan kesenian kekinian hal itu lumrah terjadi dalam perkembangan peradaban sebuah bangsa,” urai Malik Mahmud. (ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *