BANDA ACEH.medialatahzan.com–Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ISAD, Tgk. Mustafa Husen Woyla melalui siaran pers ke media ini menyebutkan, beberapa waktu lalu di media muncul wacana dan upaya sejumlah pihak di Aceh untuk menghadirkan kembali Bank Konvensional di Aceh dengan dalih melayani peserta Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh Sumut Tahun 2024 nantinya.
Merespon wacana ini, katanya, Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) bekerjasama dengan Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Aceh dan Majelis Pengajian Tasawuf, Tauhid dan Fiqh (Tastafi) Banda Aceh mengambil inisiatif untuk menyelenggarakan kajian dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas kesiapan Bank Syari’ah di Aceh dalam melayani peserta PON nantinya pada Selasa malam, 31 Oktober 2023 di Hotel Kriyad Muraya Banda Aceh.
FGD ini dengan tema “Wacana Menghadirkan Bank Konvensional Demi Even PON, Tidak Siapkah Pelayanan Bank Syari’ah di Aceh ?” akan dihadiri oleh sejumlah pihak perbankan di Aceh dan dunia keuangan lainnya.
“Kita telah menghubungi sejumlah narasumber seperti mewakili MPU Aceh, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Dewan Syari’ah Aceh, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh, Bank Syari’ah Indonesia hingga Bank Aceh Syari’ah dan alhamdulillah mereka menyatakan kesediaan untuk hadir, “ ujar Tgk Mustafa Husen Woyla.
Selain itu, katanya, pihaknya juga sejumlah pengamat seperti Bapak Mohd. Din dan Safarudin SH, MH yang harapannya dapat memperkaya kajian diskusi ini dalam konteks pelayanannya perbankan di Aceh terhadap peserta PON nantinya.
Masih menurut Mustafa, acara ini akan dipandu oleh Guru Besar UIN Ar-Raniry yang juga pembina ISAD, Prof. Dr. Syamsul Rijal, M.Ag
Begitupun pihaknya juga mengundang seluruh perwakilan Bank Syari’ah di Aceh dan lembaga keuangan Syari’ah lainnya, para pengamat ekonomi Syari’ah untuk hadir dalam kajian ini dan diharapkan juga menjadi ajang silaturrahmi.
Sementara itu,Teuku Zulkhairi Sekjend DPP ISAD, menyebutkan, pihaknya dihubungi oleh sejumlah ulama di Aceh yang meminta agar kita untuk membahas persoalan wacana menghadirkan bank Konvensional kembali di Aceh dengan alasan melayani peserta PON.
“Setahu saya para ulama di Aceh sangat peduli pada perkara ini dan memperhatikan isu ini secara seksama. Dan paling penting harapannya adalah agar adanya solusi dari masalah ini. Apakah betul Bank Syari’ah di Aceh tidak siap melayani peserta PON sehingga muncul wacana tersebut. Kita berharap mereka betul-betul siap demi marwah Aceh”.
“Marwah agar kita bisa melayani tamu di satu sisi, dan marwah agar pelaksanaan Syari’at Islam di Aceh ini tidak mundur lagi ke belakang. Jadi kita ingin mendengar kesiapan pihak-pihak terkait ini dan sekaligus menemukan solusi terbaik berkaitan isu tersebut. Intinya kalau saya mendengar penjelasan para ulama di Aceh, kalau ada yang kurang dari Bank Syari’ah maka kekurangan yang harus dibenahi. Bukan menghadirkan kembali Bank Konvensional, “ pungkas Teuku Zulkhairi.(*)