Plt. Kaper BKKBN : Harus Dipahamkan Pentingnya Pencegahan Stunting dari Hulu Hingga ke Hilir

oleh -69 Dilihat

KUTACANE.media Latahzan.com – Plt Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Husni Thamrin, SE, MM menegaskan, BKKBN dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS)- kabupaten/kota perlu secara terus menerus memberi pemahaman bagaimana cara mencegah stunting dari hulu hingga ke hilir.

Dengan mempersiapkan kehidupan berkeluarga hingga merencanakan kehamilan dan melahirkan bayi yang sehat dan tidak stunting pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan).

Penegasan itu diungkapkan Husni Thamrin SE MM, ketika menghadiri acara pelepasan sebanyak 42 mahasiswa KKN tematik yang digelar di Gedung Serbaguna Universitas Gunung Lauser, Selasa (8/8/ 2023) di Kutacane.

Iklan Post

Acara ini turut dihadiri Koordinator Dalduk Perwakilan BKKBN Aceh, Nurzikrahayati, Ketua PJK Aceh Tenggara yang juga mantan Kepala BKKBN Aceh, Sahidal Kastri, Rektor UGL, Dr Indra Utama MPd dan pejabat dijajarannya dan Kepala OPD KB Aceh Tenggara, Budi Afrizal.

Husni Thamrin mengajak mahasiswa berkolaborasi dan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Universitas Gunung Lauser membantu pemerintah mencegah dan menurunkan stunting di desa pengabdian mereka.

“Jika adek-adek semua sudah memahami penyebab stunting dan bagaimana cara pencegahannya, serta dampaknya. Sebagai perpanjangan tangan, bantu kami, memberi pemahaman kepada masyarakat di desa pengabdian, kepada keluarga kita atau masyarakat dilingkungan tempat tinggal kita, bagaimana merubah prilaku hidup bersih dan sehat”, ajak Husni.

Karena penyebab stunting itu banyak, lanjut Husni, terkait pola makan, kekurangan gizi, anemia, sanitasi tidak layak, air yang dikonsumsi tidak bersih, tidak ada jamban, masih BAB sembarangan dan lingkungan yang jorok,” ujarnya.

Dijelaskannya , Kabupaten Aceh Tenggara prevalensi stunting hasil SSGI 2021 dari 34,1 persen, naik menjadi 36,7 persen pada 2022. Artinya ada kenaikan jumlah anak stunting di Aceh Tenggara yaitu sebesar 2,6 persen.

“Kita berharap hal ini bisa menjadi perhatian kita bersama. Sebab tugas menurunkan stunting bukan hanya tanggungjawab pemerintah tetapi menjadi tanggungjawab kita bersama. Sebab ini masalah daya saing dan kualitas SDM kita di masa yang akan datang,” papar Husni Thamrin.

Diingatkannya, ada tiga hal yang perlu kita lakukan yaitu pendekatan dari hulu ke hilir kemudian pendekatan sensitif dengan spesifik yang kita laksanakan secara bersama sama selama ini baik itu dari Dinas kesehatan, Dinas PUPR, Dinas sosial, OPD KB dan Dinas terkait lainnya yang melakukan secara konvergensi bersama-sama menurunkan stunting.

Plt Kaper BKKBN Aceh mengatakan, pada 2022 hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukan bahwa prevalensi stunting di Aceh hanya turun dua digit dari tahun sebelumnya, yaitu pada 2021, angka stunting Aceh berada pada angka 33,2 persen dan turun menjadi 31,2 persen.

Meski turun dua digit, namun, kata Husni Thamrin, ada 10 kabupaten/kota di Aceh yang justru awalnya prevalensi stunting menurun pada 2021 dan malah naik berapa digit pada 2022.

Seperti Kota Banda Aceh, Husni memberi contoh, pada 2021 berada diangka 23,4 persen dan pada 2022 naik menjadi 25,1 persen.

Demikian juga Aceh Tenggara, dari 34,1 persen pada 2021 dan naik menjadi 36,7 persen pada 2022.

“Saat kita melakukan intervensi kepada satu anak stunting, tetapi kemudian yang terjadi, intervensi berhasil dilakukan, namun lahir 10 anak stunting baru. Nah, di sini, kita menyadari perlu melakukan pencegahan dari hulu ke hilir. Adik-adik ini semua suatu hari nanti akan menikah dan mempunyai anak. Kita berharap anak-anak yang dilahirkan nanti tidak stunting,” harap Husni Thamrin.(Udin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *