BANDA ACEH.medialatahzan.com- Diantara puluhan ribu pengunjung, Pekan Kebudayaan Aceh (PKA)-8 di kota Banda Aceh adalah Diki Zulfikar, dosen Tata Boga Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatra Barat.
Ia bersama Isteri berkunjung ke Aceh menyaksikan PKA yang spektakuler digelar Pemerintah Aceh.
” Saya memang sangat terkesan dengan pelaksanaan PKA di Aceh ini dan kedepannya harapan saya sebagai pemerhati budaya khususnya, saya senang dengan kegiatan seperti ini”, ungkap Diki Zulfikar didampingi isteri saat diwawancarai media ini di gampong Jawa, kilometer Nol kota Banda Aceh, Minggu ( 12/11/2023.
Meneliti Makanan Teradisional Aceh dan Mempublis di Jurnal Internasional
Setelah sukses mempublis makanan teradisonal Sumatra Barat di jurnal internasional beberapa waktu lalu, kini Diki Zulfikar sedang meneliti dan menulis makanan teradisional Aceh yang rencananya juga akan dipublis di jurnal internasional.
” Saya baru dua hari di sini. Tapi di hari-hari terakhir pelaksanaan PKA ini saya memang maksimalkan. Saya lagi menulis tentang makanan tradisional Aceh yang rencananya dalam waktu dekat akan saya publish di jurnal internasional”, kata Diki Zulfikar, dosen Tata Boga Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang ( UNP),ini.
Siang itu di kilometer Nol Banda Aceh sedang berlangsung acara Khanduri Laot yang dibuka Pj. Walikota Banda Aceh serangkaian kegiatan PKA 8 dan Diki bersama isterinya hadir disana.
Diki Zulfikar menyebutkan, yang mendorongnya menulis makanan teradisional Aceh adalah ia berdiskusi dengan isterinya yang juga dosen Jurusan Tata Boga di Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh tentang makanan Aceh ini bagaimana bisa go internasional.
” Jadi konsepnya, kita kan menulis dan memang sering diskusi dengan istri. Ini kan bagaimana caranya makanan Aceh ini bisa go internasional. Nah melalui tulisan, karena kita akademisi. Kan memang belum ada orang yang mengangkat kuliner Aceh ini untuk dipublikasikan melalui jurnal internasional”, kata Diki Zulfikar.
” Selama ini untuk makanan tradisional yang baru saya kaji itu, makanan tradisional Sumatera Barat. Maka saya menikah saya bagian dari keluarga besar Aceh, saya cicip makanan Aceh, timbullah ide untuk memang fokus mengembangkan, mempublikasikan makanan-makanan Aceh melalui publikasi internasional jurnal ilmiah seperti itu”, ujar Diki.
Tulisannya untuk disertasi ya pak Diki, tanya media ini.
“Itulah Pak, sebenarnya ini salah satu rencana disertasi saya yang saya akan lanjut S3 mungkin di tahun depan. Salah satunya adalah ini caranya. Isunya yang akan saya angkat ini bagaimana caranya generasi muda ini tetap mencintai makanan tradisional yang memang enggak kalah lezat dan tidak kalah menyehatkan bagi badan”, katanya.
Menurut dia, mungkin generasi muda seperti anak-anak millenial, ” Sudah tidak tahu lagi apa itu kenduri Blang, apa itu kenduri laot yang memang putra asli Aceh sendiri yang enggak tahu, itu yang disayangkan”, katanya.
” Ya, jadi saya memang sangat terkesan dengan pelaksanaan PKA ini”, tambahnya.
Kemudian PKA ini, hendaknya jangan 4 atau 5 tahun sekali dilaksanakan, kayaknya seperti itu. Paling minimal 2 tahun, nah kegiatan seperti ini memang terus dilaksanakan.
” Dengan PKA ini, mengasah pengetahuan generasi muda, juga mengundang banyak orang masuk kemari untuk melihat Aceh”, kara Diki Zulfikar.
Sebelum Adanya NKRI Sudah Ada Kerajaan Aceh Darussalam
Dikatakannya, dari pembelajaran sejarah bagaimana hebatnya orang Aceh ini.
” Dari beratus-ratus tahun yang lalu sebelum adanya NKRI sudah ada Kerajaan Aceh Darussalam “, katanya.
Banda Aceh Semarak
Kota Banda Aceh semarak dan tumpah pengunjung. Pesta budaya bertajuk Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke 8 berlangsung dari 4 hingga 12 November 2023 di bumi Serambi Mekkah ini.
Pengunjung PKA mencapai 90.000 orang yang setiap hari 10.000 orang memadati arena PKA ke 8 di Taman Sulthanah Safiatuddin, kata Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal. saat konferensi pers dengan wartawan, Jum,at.(10/11/2023)
Tidak hanya wisatawan lokal, tapi wisatawan domestik, bahkan mancanegara berkunjung ke Banda Aceh ingin menyaksikan langsung perhelatan PKA di Aceh.
Event PKA ke 8 di Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh ini dimeriahkan 4.829 seniman dan budayawan,, 117 peserta pameran, 23 BUMDes, 23 SMK, 72 pengrajin dan pedagang produk tradisional Aceh, serta 1.109 tenaga kreatif.( Kasman)