medialatahzan.com.BANDA ACEH – Pengurus Badan Kemakmuran Mesjid (BKM) Al – Furqan Gampong Beurawe, kota Banda Aceh menerima kunjungan silaturrahmi jamaah BBC Banda Aceh, hari Ahad ( 1/1/2023) subuh.
Pertemuan silaturrahmi ini diisi dengan serangkaian kegiatan. Diawali dengan menunaikan shalat subuh berjamaah, kajian agama yang disampaikan ustadz Mursalin Basyah, LC, MA dan diakhiri dengan ngopi bareng dan sarapan pagi bersama.
Ketua BKM Al- Furqan Ir. H. Hasanuddin Ishak, M.Si melalui Kepala Bidang Dakwah dan Syi’ar Islam BKM Al Furqan, Ustadz Ahmad Syukran, LC menjelaskan kepada sekitar 1000 an jamaah yang memadati mesjid layaknya jamaah shalat jum’at dipagi itu, bahwa di Mesjid Al Furqan dilaksanakan kajian Islam setiap usai shalat maghrib dan usai shalat subuh.

Ketua BKM mengajak para jamaah BBC yang dari luar gampong Beurawe yang ada waktu untuk bisa hadir ikuti kajian Islam di Mesjid Al Furqan.
” Setiap subuh jum’at juga ada khatam Qur’an dan sarapan pagi bersama”, katanya.
Begitupun bila tidak dapat hadir langsung,. juga dapat mengikuti kajian Islam dari mesjid Al Furqan melalui siaran langsung dari cannal Youtube dan Instaqram Mesjid Al – Furqan.
Jangan Mencari kemuliaan Selain Islam, Allah telah Memberikan Al Izza
Ustadz Mursalin Basyah menyampaikan tausiah 41 menit dihadapan jamaah menyebutkan, Allah SWT telah memberikan jati diri kepada hambaNya, ummat Islam yang diebut Al Izza yaitu suatu kemuliaan.
” Kita tidak boleh ikut-ikutan, kita harus bangga dengan Islam kita.”, tegas ustadz Mursalin.
” jika ummat Islam mencoba mencari jati diri dan kemuliaan di luar Islam maka Allah akan menghinakannya”, tambahnya.
Ia mengakui di malam tahun baru 2023 tadi malam ia ikut tim pengawasan di kota Banda Aceh. Dan ia memastikan hasil pantauan semua tim di lapangan tidak ada perayaan tahun baru yang dilakukan masyarakat kota Banda Aceh.
Kenapa kita di Aceh tidak merayakan tahun baru Masehi, karena Aceh punya jati diri yaitu Islam yang dijunjung tinggi sebagai agama yang benar.
Ustadz Mursalin menceritakan panjang lebar kisah Nabi Muhammad SAw, ketika masih remaja dan bekerja mengembala kambing di desa, beliau tetap terjaga untuk tidak ikut -ikutan dengan gaya hidup glamour masyarakat jahiliyah di kota Mekkah.
Ada dua peristiwa penting yang di alami Nabi Muhamnad SAW.
Pertama ketika ia dianjurkan pamannya Abu Thalib untuk mendatangi berhala selayaknya dilakukan masyarakat Qurais, sampai tiga kali Muhamnad tidak bisa sampai ke tempat itu karena selalu ada bayangan putih menghadangnya, menyuruhnya kembali dan menjauh dari tempat itu, setiap kali hampir sampai ke tempat berhala sesembahan warga setempat.
” Paman, saya mungkin dipengaruhi syetan”, kata Muhammad kembali ke pamannya Abu Thalib.dengan penuh hormat.
“Mulai sekarang saya tidak akan memaksamu lagi ke tempat itu wahai anak adikku”, jawab Abu Thalib yang sayang dan tetap melindungi Nabi Muhammad SAW.
Peristiwa kedua, katika masih remaja tinggal di desa, nabi Muhammad ingin melihat – lihat pentas seni dan keramaian di kota mekkah, juga sampai tiga kali mencoba tidak pernah sampai ke tempat pesta seni itu.
Karena sampai di tengah jalan, beliau merasakan ada tamparan keras di telinganya sehingga ia pingsan dan tertidur sampai besok pagi. Ia hanya heran siapa yang menamparnya, sampai ia kembali lagi ke desanya tidak bisa melihat pentas keramaian di kota Mekkah, tutur Ustadz Mursalim Basyah. (Udin)